logo blog

Rabu, 26 Desember 2018

REVIEW FILM SEARCHING dari sisi parenting

Menurut saya menonton film ini benar-benar sangat menegangkan dan mendebarkan hingga akhir.
Ya jelas saja sih, karena memang film ini bergenre thriller, namun alur cerita nya asli beneran kerennnnn banget, gak sama seperti film thriller lainnya (yang jujur saya akui: saya tergolong penakut, makanya saya selalu menghindari untuk menonton film thriller, horror, dsb😊). 
Mungkin cocok nya saya sebut film ini sebagai film thriller kekinian. Karena semuanya adalah tentang dunia internet dan media sosial yang sekarang menjadi santapan sehari-hari bagi semua kalangan.

Dan untuk yang rada gaptek seperti saya hmmm mungkin harus sedikit loading untuk adegan per adegan nya. Beruntung saya menontonnya berdua suami yang alhamdulillah sangat paham dunia per-internet-an, jadi saya bisa langsung tanya : ini maksudnya apa ya? Lho itu kok bisa begitu ya? Ih kok ayahnya bisa bobol akun anaknya? Dan berbagai pertanyaan receh lainnya yang lama-lama bikin ngeselin bagi suami saya untuk menjawabnya. Hihihi...

----Ohya, ada 1 hal yg penting saya sampaikan : film ini aman dari scene cewe2 seksi dan juga aman dari adegan "grepe-grepe" yg biasanya selalu ada di film hollywood. (You know lah what i mean 😅), eh tapi walaupun aman dari mature-content tetap saja film ini tidak recommended untuk kids <13 atau sesuai kebijakan masing-masing ortu---

Film ini tentang seorang ayah (David Kim) yang mencari putrinya (Margot kim, 16 thn) yg  hilang tiba tiba secara misterius tanpa petunjuk apapun.

Di tengah kebingungan, maka ayahnya pun memulai mencari putri nya dengan cara : SEARCHING melalui seluruh akun media sosial milik Margot.
(Beuhhhh beneran deh keren banget ayahnya... gak gaptek kayak akuhh 😥)

Well, untuk yang belum nonton,  keberatan gak ya kalau saya spoiler sedikit disini dengan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada anaknya? 😊 hihihi sebaiknya jangan ya, biar lebih seru dan tegang saat menontonnya.

---Utk review lengkap, bisa lihat di google pasti sudah banyak yang menulis dengan lebih bagus---

Saya benar-benar tertarik hanya ingin membahasnya dari sisi saya sebagai PARENTS.

Ada satu kalimat ayahnya yang (menurut saya) sangat menohok, ucapan ini diucapkan oleh ayahnya setelah ia meretas 1 per 1 akun putrinya, dan menemukan beberapa fakta tentang anaknya yang tidak dia ketahui sebelumnya.

Akhirnya kepada detektif yg menangani kasus kehilangan putrinya, sang ayah -yg selama ini berfikir sudah sangat dekat dengan putrinya- pun dengan lemah terpaksa mengakui bahwa:

"I DON'T KNOW MY DAUGHTER"

Yupp...
Begitulah...

Kenyataannya:

Walau kamu berpikir kamu sudah mencurahkan segala perhatian dan kasih sayang kepada anakmu, tapi ternyata:
Kamu belum benar-benar mengenal anakmu.

-- sampai disini , saya jadi merinding sendiri sibuk membayangkan bagaimana anak saya melewati fase remaja nya nanti, apakah saya yang merasa sebagai ibu yang sangat dekat dengan anaknya ini akan benar-benar mengenal anak dengan baik? --- 😢😢

Padahal ini ya, si ayahnya  sudah yang keren banget karena selalu dekat dengan anaknya dan sangat paham teknologi, Jadi istilahnya pasti nyambung dan ngerti lah ya dengan dunia anak remaja. Tapi tetap saja bisa kecolongan seperti ini.
Konon lagi jika ortu nya seperti kita (kita?? Aku aja kali ya...) yang paham internet nya cuma sebatas apdet status, aplod foto, dan jual beli online doang. 😢😢 how poor....
.
.
Point lain yang menarik bagi saya: tentang PENGABAIAN sebuah rasa sedih dan kehilangan.

Diceritakan Margot kecil yang sangat berbahagia karena limpahan kasih sayang dari kedua orangtua nya. Namun semuanya berubah sejak ibunya sakit-sakitan dan akhirnya meninggal saat Margot SMP.

Sejak ibunya meninggal, David mencoba menjadi ayah terbaik bagi Margot. Mereka tertawa bersama. Saling berbagi cerita. Dan tetap menjaga komunikasi dengan sangat baik walau terkadang hanya melalui chat atau video call saja.

Intinya : all is well.

Semuanya seolah baik-baik saja.
Ayahnya yg sebenarnya sangat bersedih atas kepergian istrinya selalu mencoba tegar dan kuat di hadapan putrinya.
Saat bersama anaknya, sedikitpun ia tak pernah membahas tentang istrinya. Krn ia khawatir anaknya akan sedih dan terus larut dalam kesedihan.

Sementara, Margot yg sangat merindukan ibunya, sebenarnya sangat ingin jika sekali-sekali mereka berbicara tentang ibunya. Atau memperingati ulang tahun ibunya. Atau melihat-lihat kembali video bersama ibunya, namun ayahnya tak pernah mau membahas itu. Margot sendiri pun tak enak jika mengatakan ini karena khawatir ayahnya akan sedih.

Disinilah awal mula permasalahan nya: PENGABAIAN terhadap sebuah rasa sedih karena kehilangan seseorang yg dicintai.

Beberapa orang akan berfikir, semua akan baik-baik saja jika kita memilih untuk : Melupakan hal-hal yang membuat sedih.

Padahal justru terkadang saling berbagi tentang rasa kehilangan itu justru akan membuat kita lega dan bahkan bisa saling menguatkan.

David akhirnya terpukul karena mengetahui ternyata Margot sering curhat kepada pamannya (adik David) tentang kesedihan nya saat sedang teringat kepada ibunya.

Dengan emosi David berkata kepada adiknya : kenapa dia menceritakan kepadamu. Kenapa dia tidak bercerita kepadaku. Padahal kami sering berkomunikasi.

Singkat saja jawaban adik nya:
BECAUSE YOU NEVER ASK.

---plakkk...serasa tertabok akutu denger nya.
Karena cuuuung aku mengakui terkadang sebagai ortu tuh suka merasa : i know everything about my son. Jadi suka lupa untuk ASKING apa yang dirasakannya?
Suka merasa tak perlu repot-repot bertanya apa yang dibutuhkannya.
Suka merasa: aku tau apa yang anakku butuhkan.

Huhuhu... syerem ya mak ngebayangin gimana kalau punya anak remaja nantinya. Krn jiwa-jiwa remaja tuh beneran yg complicated bangetttt.... 
Harusnya tak pernah boleh ada sedikitpun pengabaian.

Phffff... rasanya banyak banget yang ingin saya tuliskan disini.

Intinya: film ini RECOMMENDED pisaaaaaannnn bagi kamu semua wahai orangtua atau calon orangtua.

Persis seperti yang bunda Elly Risman katakan: kita harus jadi orangtua yg MELEK. jangan jadi orangtua pingsan.

Karena perkembangan teknologi begitu pesat, kita akan terkaget-kaget nantinya saat menyadari apa yang sebenarnya terjadi, sementara selama bertahun-tahun kemarin kita " tertidur" atau bahkan "pingsan" karena berpikir semuanya baik-baik saja.

At Least, perkuat selalu doa kepada Sang Maha Melindungi, karena setelah segala ikhtiar yg kita lakukan, selebihnya serahkan penjagaan terbaik hanya kepada Allah swt yang maha Melindungi dan Maha mengetahui apa yg tidak kita ketahui.

Rabbij'allnii muqimash shalaati wa min zurriyati...

Bandung, 27 desember 2018.
-Popi Fadliani, Seorang ibu yang ternyata masih belum mengenal anaknya dengan baik 😢😢-


EmoticonEmoticon